Budi Sampurno. Agustus.3.
SDT.INFORMASI. 59
MAHASISWA UNAIR MASUK TOP 5 KOMPETISI MEF DI
MALAYSIA
Kakom.
Tiga
mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (FV Unair) kembali mengharumkan
nama Unair di kancah internasional. Kali ini Battra UA Team berhasil menorehkan
prestasi sebagai Top 5 Kompetisi Millennial Entrepreneurs Festival yang
diselenggarakan oleh Universiti Teknologi Malaysia. Mereka bertiga adalah
Marita Tri Santi, Rarasanti Rania Qodri, dan Jihan Aura.
Ketua Tim Marita Tri Santi menuturkan bahwa kompetisi internasional tersebut
merupakan kompetisi di bidang bisnis dengan tema SDGs. Pada babak penyisihan
peserta diminta untuk menyajikan ide ke dalam BMC (Business Model Canvas) dalam
bentuk video.
Mereka mengangkat bisnis di bidang pengolahan limbah hasil laut dengan
melakukan pemanfaatan limbah ikan menjadi produk olahan berupa sambal kepala
ikan dan pelet untuk ikan ternak. Kemasan sambal kepala ikan berupa wadah yang
eco-friendly terbuat dari gelas kaca yang dapat digunakan kembali. Sedangkan
untuk wadah dari pelet ikan terbuat dari plastik yang mudah terurai.
“Kami bermaksud untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah hasil laut dengan
mengubahnya menjadi suatu bisnis yang bermanfaat bagi masyarakat,” paparnya,
Senin hari ini.
Setelah mendapatkan pemberitahun bahwa timnya lolos sebagai Top 5, Marta dan
tim langsung menghubungi dosen pembimbing mereka yaitu Edith Frederika Puruhito
S.Km.,M.Sc (MedSci), Lastiko Endi Rahmantyo M.Hum, dan DR. Taufan Bramantoro
drg.,M.Kes. Bimbingan para dosen sangat membantu tim dalam menyiapkan
presentasi ke babak final.
Berdasarkan analisa, mereka menyimpulkan bahwa ide mereka termasuk kedalam SDGs
ke 12, yaitu responsible consumption and production. Produk bisnis mereka
berupa sambal kepala ikan bernama I-Wak Sambal dan pelet ikan bernama I-Wak
Pelet.
“Ikan yang kami gunakan pada produk sambal kepala ikan adalah sejenis ikan
kakap merah atau ikan yang masih layak dikonsumsi manusia. Kami memilih produk
berupa sambal karena masyarakat Indonesia banyak menyukai rasa pedas,”
lanjutnya.
Tim Battra UA membeli bahan baku produk langsung dari nelayan dan para penjual
ikan di pasar ikan Pabean, Surabaya. Dengan demikian, kandungan nutrisi omega-3
dan protein masih tetap terjaga. Selain kandungan nutrisi dalam produk, mereka
juga mengangkat rasa sambal asli Indonesia yang harapannya dapat melestarikan
kearifan lokal.
“Sedangkan pada produk pelet, kami memanfaatkan ikan yang sudah tidak layak
konsumsi, tulang, sirip, dan jeroan ikan. Produk pelet ikan juga mengandung
probiotik yang baik untuk pertumbuhan ikan ternak,” jelasnya.
Pada akhir, mahasiswa D-III Pengobat Tradisional itu mengungkapkan bahwa
inovasi dari bisnis mereka sesuai dengan SDGs dengan tujuan pembangunan
keberlanjutan. Bisnis ini juga dapat dikembangkan di negara lain yang juga
merupakan negara maritim.(Budi.S.Mak’skom.IPJT.JNR.2;8.2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar