Budi
Sampurno.Agustus.19
SDT.INFORMASI.75
PRESIDEN JOKO WIDODO KUNJUNGAN KERJA DI MADIUN
Kakom.19.8.2021.Pada kunjungan kerja Presiden RI Joko
Widodo di Kab. Madiun, Gubernur Khofifah Indar Parawansa berkesempatan
menyampaikan paparan terkait kondisi dan penanganan Covid-19 serta upaya
mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jatim, di Pendopo Ronggo Djumeno,
Kab. Madiun, Kamis siang hari ini.
Dihadapan Presiden dan
juga Bupati/Walikota se Jatim yang hadir, Khofifah memaparkan bahwa kondisi dan
penanganan COVID-19 di Jatim sudah mulai kondusif dan terkendali berdasarkan
dari beberapa indikator yang ada. Diantaranya, menurunnya tren BOR (Bed
Occupancy Rate) atau tingkat keterisian tempat tidur, tren tracing dan testing
naik, serta menurunnya jumlah PPKM level 4 dari 30 kabupaten/kota menjadi 17,
dan bertambahnya daerah untuk PPKM level 3 menjadi 20 kabupaten/kota.
Khofifah menjelaskan,
berdasarkan data per 18 Agustus 2021, dibandingkan data per 3 Juli 2021 BOR RS
Rujukan COVID-19 di Jatim menunjukkan penurunan signifikan dan sudah dibawah
standar WHO 60%. Dimana untuk BOR ICU dari 78% turun menjadi 59%, BOR Isolasi
biasa dari 81% turun menjadi 42%, BOR RS Lapangan dari 69% turun menjadi 30%,
dan BOR Rumah Karantina dari 50% turun menjadi 22%.
Selain itu, untuk tracing
dan testing di Jatim juga mengalami kenaikan cukup signifikan dari 1,2% menjadi
9,4%. Dalam pelaksanaannya hal ini juga didukung dikuatkan oleh Polda Jatim dan
Kodam V/Brawijaya melalui Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
Terkait harga tes swab
PCR, Khofifah menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan ke
lapangan dan hasilnya harga sudah turun sesuai dengan arahan pemerintah pusat.
Test PCR di Jatim pun sudah diatas standar WHO yaitu 40.479 test/Minggu.
Sementara pada seminggu terakhir testing di Jatim telah mencapai 74.245
test/minggu.
"Untuk tes swab
PCR sudah sesuai arahan pak Presiden, untuk harga maksinum 495 di Jawa - Bali
dan hasil tesnya maksimum 24 jam, sudah mulai dilaksanakan oleh beberapa tempat
lab PCR," tandasnya.
Lebih lanjut disampaikan
Khofifah, dalam dua minggu terakhir zona merah di Jatim terus mengalami
penurunan. Dari semula 34 kab/kota berzona merah, per Selasa tgl 17 Agustu kemarin
menjadi 15 kab/kota yang masuk zona merah. Kemudian untuk posisi Rate of
Transmission (RT) juga sudah berada di bawah 1. Hal ini menandakan bahwa
penyebaran COVID-19 di Jawa Timur mulai landai dan terkendali.
"Rate of Transmission
Jawa Timur tercatat hari Rabu (18/8/2021) adalah 0,45 artinya jauh dibawah 1,
jadi bahwa proses penyebaran di Jawa Timur Insyaallah sudah makin
terkendali," tuturnya.
Terkait vaksinasi di
Jatim, Gubernur Khofifah melaporkan bahwa 8,42 juta masyarakat Jawa Timur atau
setara 26,46 % sudah tervaksin dosis pertama. Sedangkan untuk vaksin dosis
kedua, jumlah masyarakat yang sudah tervaskin mencapai 4,53 juta orang atau setara
14,26%.
"Kami berharap kepada
Bapak Presiden berkenan membantu pengadaan gedung cold storage untuk
penyimpanan vaksin dan gudang obat yang kapasitasnya lebih besar di Dinas
Kesehatan Jatim. Dan untuk percepatan tracing dibutuhkan tambahan 1 mesin PCR
di tiap kabupaten/kota di Jatim. Lalu untuk percepatan whole genome sequencing
dibutuhkan laboratorium BSL-3 untuk RSUD. dr. Soetomo dan RSUD. dr. Syaiful
Anwar," pintanya kepada Presiden Jokowi.
Di akhir, Gubernur
Khofifah menyampaikan bahwa ia bersama Forkopimda Jatim akan terus berupaya
keras dan bersinergi dalam penanganan COVID-19. Yang tentunya hal ini akan
berimbas ke berbagai sektor di Jawa Timur.
"Kami memang harus
bergerak bersama, membangun suasana yang sangat solid. Dan memastikan semuanya
bisa diukur capaiannya dari berbagai kinerja utamanya dalam menjaga
pengendalian covid-19 dan pertumbuhan ekonomi di Jatim," pungkasnya.
Sementara itu, Presiden
Jokowi berpesan kepada Gubernur Khofifah, Bupati/Walikota se Jatim dan
Forkopimdanya bahwa virus Corona merupakan sesuatu yang sulit diduga dengan
kalkulasi apapun, sehingga perlu penanganan ekstra. Ia juga meminta para kepala
daerah bekerja dengan turun
ke lapangan.
"Artinya Kepala Daerah
harus benar-benar memahami keadaan wilayahnya, bagaimana kondisi riilnya. Baik
terkait stok vaksin dan obat, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau
ketersediaan oksigen dan sebagainya," pesan Presiden Jokowi.
Orang nomor satu di
Indonesia itu juga menyebut keberhasilan dalam menangani COVID-19 akan
berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satunya bisa dilakukan
dengan mempercepat serapan anggaran di daerah masing-masing.
"Penduduk Jatim sangat
besar, saya minta semua Kepala Daerah bertanggung jawab di wilayahnya
masing-masing. Pengeluaran percepat, realisasi percepat, belanja-belanja
percepat, belanja modal semuanya percepat, belanja barang semuanya percepat,
semuanya berkaitan dengan uang beredar yang ada di daerah saudara-saudara,"
tegasnya. (Budi S.Mak’skom.IPJT.JNR.19.8.2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar