SKK MIGAS SOSIALISASI
DI PULAU SAPUDI
Bersama KKKS Husky - CNOOC Madura Limited (HCML),
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK
Migas) menggelar sosialisasi di Pulau Sapudi Sumenep untuk persiapan
pengembangan kerja di wilayah sumur MDA dan MBH.
“Sosialisasi dihadiri ratusan nelayan dari
Kepulauan Sapudi Kecamatan Gayam dan Kecamatan Nonggunong, pejabat Forkopimcam
serta perwakilan dari Angkatan Laut,” kata perwakilan SKK migas Jawa, Bali,
Nusa Tengara (Jabanusa), Singgih dalam siaran persnya Senin (20/3).
Dikatakannya, dalam menjalankan tugas pihaknya
menjunjung tinggi keselamatan lingkungan. Selaku perwakilan dari pemerintah ia
berharap, masyarakat mendukung kegiatan hulu migas. “Sampai kini, migas masih
menjadi tulang pungung APBN karena menyumbang sekitar 20 persen," katanya.
Senior Head of Relation HCML, Hamim Tohari
mrnuturkan, sosialisasi persiapan pengembangan ini dimulai sekitar awal April
2017. Sesuai dengan menjunjung adat ketimuran HCML beserta tim melakukan
silaturahmi kepada warga di Pulau Sapudi. "Insya Alloh, April kami akan
memulai kegiatan dengan memasang platform," ungkapnya.
Dengan pemasangan platform seluas 20 meter persegi
itu, maka akan ada lalu lalang kapal pengangkut bahan yang diperkirakan akan
mengganggu aktivitas nelayan dan latihan TNI AL. "Dalam waktu dekat juga
akan ada program pemberdayaan masyarakat yang dilandasi kebutuhan bukan
keinginan," ujarnya.
Paspotmar Lanal Batuporon, Lettu Laut (E) Erdis
Suprisancoko mengungkapkan, lokasi wilayah kerja HCML di tiga sumur tersebut
berada dalam wilayah latihan TNI AL. Karena itu pihaknya mempunyai tugas
mengamankan obyek vital negara.
"Seharusnya wilayah kerja HCML ini rahasia,
karena lokasi yang menjadi latihan kami berada di lokasi kerja pengeboran gas,
maka harus kami memberitahu kepada warga maupun HCML agar sama-sama menjaga
kepentingan negara itu,” tuturnya.
Pengembangan wilayah kerja HCML tersebut hasil
migasnya akan di Tie in atau disambungkan ke pipa Perrtamina East Java Gas
Pipeline (EJGP) ke Porong Sidoarjo yang kurang lebih berjarak 200 KM. Gas yang
dihasilkan ini akan dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan industri pupuk di
Jawa Timur. (kominfojatim,Mak’skomIPJT,Budi Sampurno,20,3,17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar