FOGGING
TIDAK EFEKTIF ?
Febria Rachmanita, Kepala Dinkes Surabaya mengatakan, bahwa fogging (penyemprotan nymuk dengan menggunakan asap) hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara bibit dan telur nyamuk tidak dapat mati. Jika terus dilakukan nyamuk menjadi kebal atau resisten terhadap fogging.
Memberantas nyamuk dengan menggunakan fogging menurutnya tidak dilarang tetapi baru dapat dilakukan dengan pengawasan ketat oleh Dinkes melalui Puskesmas. “Sebelum ada korban DBD maka penggunaan fogging akan diperketat," ungkapnya.
Pencegahan yang paling efektif dalam memberantas sarang nyamuk dengan menggiatkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu menguras, menutup dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas. Sedangkan Plusnya adalah menaburkan obat larvasida atau abate ke tempat penampungan air.
Selain 3 M Plus, ada cara lain, yaitu dengan mengoleskan obat nyamuk cair ke seluruh tubuh tujuannya adalah nyamuk tidak hinggap dan menggigit manusia. Jika masyarakat menerapkan program PSN maka dapat dipastikan perkembangbiakan nyamuk akan sulit terjadi. Lebih lanjut dikatakannya, sebagai kota dengan jumlah penduduk di atas 2 juta, Surabaya sangat rawan terjangkit DBD. Perkembangan nyamuk paling banyak terjadi pada musim hujan tidak rutin. Masyarakat diharapkan berhati-hati saat masa seperti ini karena banyak genangan air yang tidak mengalir. Jika hujannya rutin maka air yang menggenang cepat mengalir sehingga merusak bibit nyamuk. (Budi Sampurno,Makskom,IPJT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar