Selasa, 13 Desember 2016


PERTUMBUHAN EKONOMI JATIM 5,7 PERSEN

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur akan mencapai 5,7 persen di akhir tahun 2016. Jawa Timur telah mampu menjaga inflasi dengan baik.
Sementara itu Kepala Bank Indonesia Jawa Timur, Beny Siwanto mengatakan, bahwa, BI Jatim yang masuk bagian TPID terus berupaya dan berhasil menekan disparitas harga. Terutama mencegah terkereknya harga komoditas. BI  juga berhasil memotong rantai distribusi untuk menekan harga. Penjelasan Benny Siswanto ini disampaikan dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia Jatim di Surabaya. BI Jawa Timur juga berperan secara aktif dalam TPID untuk mengendalikan inflasi dengan berkoordinasi dengan 38 TPID kab/kota dan TPID Provinsi Jatim.
Benny Siswanto menambahkan pertumbuhan industri kreatif, usaha mikro, kecil, dan menengah daerah ini mampu mengendalikan inflasi selama 2016 karena hingga triwulan III berada stagnan di level 3%.
"Terkendalinya inflasi disokong dengan pesatnya pengembangan klaster komoditas. Seperti UMKM hingga industri kreatif yang mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Jatim ditengah lesunya perekonomian global," kata Benny
Sementara itu Badan Pusat Statistik mencatat inflasi terendah berada di Kabupaten Banyuwangi yang mencapai 0,25 persen pada pada November 2016. Namun inflasi yang terjadi di Banyuwangi lebih rendah dari rata-rata inflasi di Jawa Timur yang mencapai 0,33 persen dan inflasi nasional sebesar 0,47 persen pada bulan yang sama.
Sedangkan  inflasi tertinggi terjadi di Sumenep dan Kediri sebesar 0,53 persen. Disusul kota Madiun 0,51 persen, Probolinggo 0,47 persen, Malang 0,45 persen, Jember 0,31 persen, Surabaya 0,26 persen.(KominfoJatim,Mak’skom,IPJT.13.12.16)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar