Jumat, 16 Desember 2016

WAPRES RESMIKAN PABRIK SEMEN DAN TERMINAL LPG BANYUWANGI

Kemarin,Kamis 15 Desember, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi. Agenda Wapres yakni meresmikan Pabrik Semen dan Terminal LPG Bosowa. Dalam sambutannya, JK mengatakan semen merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam pembangunan infrastruktur selain kayu dan baja. Sementara LPG merupakan kebutuhan pokok rumah tangga. Pembangunan pabrik di Banyuwangi ini, menurut JK merupakan salah satu solusi mendekatkan kebutuhan tersebut dengan rakyat. "Salah satu ukuran kelancaran pembangunan adalah konsumsi semen dan baja masyarakat. Ini adalah kebutuhan pokok pembangunan. Investasi semen di sini akan mendukung pembangunan nasional, kata JK. Pembangunan pabrik semen dan terminal LPG di Banyuwangi ini, dinilai JK sangat strategis. JK mengharapkan produksi semen dan terminal LPG bisa menyuplai kebutuhan akan dua komoditas untuk daerah Selatan Jawa. “Diawali pada 2006 ada konversi nasional pemakaian LPG, tentunya Indonesia membutuhkan banyak refill station di Indonesia. Terminal-terminal baru perlu banyak dibangun untuk memangkas biaya produksi. Terminal di Banyuwangi ini, kami harap bisa memperbaiki struktur logistik di Indonesia,” kata JK.   JK juga memberikan apresiasi kepada pemerintah kabupaten Banyuwangi yang telah membuka peluang bagi masuknya investasi industri. Keberadaan industri akan memberikan dampak yang positif bagi daerah, tidak hanya membuka lapangan kerja tapi juga pengembangan peluang-peluang investasi baru di masa depan. "Saya memberikan penghargaan kepada Bupati yang memberikan kemudahan perizinan investasi, mudah-mudahan industri di sini semakin maju,” ujarnya. Chairman Bosowa, Erwin Aksa mengatakan pabrik semen Bosowa Banyuwangi menjadi pabrik semen ketiga yang dimiliki Grup Bosowa. Pabrik penggilingan semen ini sendiri berkapasitas 1,8 juta ton per tahun atau 5500 ton perhari. Ketiga pabrik semen Bosowa sendiri berkapasitas produksi  7,2 juta ton pertahun. “Bosowa menyumbangkan 8-9 persen produksi semen nasional,” kata Erwin. Erwin melanjutkan alasan dipilihnya Banyuwangi sebagai lokasi pendirian pabrik karena Banyuwangi dinilai memiliki lokasi strategis. Persaingan dengan produk semen lain juga masih sehat. Selain itu, Bosowa bisa membangun pelabuhan kapal yang besar. “Efisiensi dari transportasi seperti yang dikatakan pak JK memang benar karena dengan pelabuhan yang besar kami bisa mendatangkan kapal lebih besar bisa 60 ribu-70 ribu ton sedang merek lain hanya 5000 ton. Jadi memang biaya distribusi lebih murah,” kata Erwin. Saat ini, lanjut Erwin utilisasi pabrik semen ini sebesar 70%. Sebanyak 70% bahan baku semen diimpor. Sedangkan 30 persen dipasok dari daerah sekitar. Pabrik semen ini menyuplai produk semen ke wilayah Tapal kuda dan Bali. “Jumlah konsumsi Tapal Kuda dan Bali sebanyak 2,5 juta ton pertahunnya,” ujarnya. Adapun total nilai investasi proyek ini adalah Rp 2 triliun. Sebesar Rp 1,2 triliun untuk semen dan sisanya untuk terminal LPG. Ada sekitar 300 pekerja yang diperkerjakan di proyek ini. Untuk terminal LPG di Banyuwangi ini adalah yang kedua milik Bosowa, dan telah beroperasi sejak Oktober 2016. Dalam kunjungannya selama satu hari di Banyuwangi ini, Wapres mengunjungi sejumlah lokasi di Banyuwangi. Mulai dari terminal baru green airport bandara Blimbingsari, sekolah pilot negeri Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi, meninjau Festival Pelayanan Publik dan berkunjung ke desa adat Kemiren suku Using Banyuwangi. (Kominfo,Mak’skom,IPJT16.12.16)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar