WAPRES RESMIKAN PABRIK
SEMEN DAN TERMINAL LPG BANYUWANGI
Kemarin,Kamis 15 Desember, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla melakukan kunjungan kerja
ke Banyuwangi. Agenda Wapres yakni meresmikan Pabrik Semen dan Terminal LPG
Bosowa. Dalam sambutannya, JK mengatakan semen merupakan salah satu kebutuhan
pokok dalam pembangunan infrastruktur selain kayu dan baja. Sementara LPG
merupakan kebutuhan pokok rumah tangga. Pembangunan pabrik di Banyuwangi ini,
menurut JK merupakan salah satu solusi mendekatkan kebutuhan tersebut dengan
rakyat. "Salah satu ukuran kelancaran pembangunan adalah konsumsi semen
dan baja masyarakat. Ini adalah kebutuhan pokok pembangunan. Investasi semen di
sini akan mendukung pembangunan nasional, kata JK. Pembangunan pabrik semen dan
terminal LPG di Banyuwangi ini, dinilai JK sangat strategis. JK mengharapkan
produksi semen dan terminal LPG bisa menyuplai kebutuhan akan dua komoditas untuk
daerah Selatan Jawa. “Diawali pada 2006 ada konversi nasional pemakaian LPG,
tentunya Indonesia membutuhkan banyak refill station di Indonesia.
Terminal-terminal baru perlu banyak dibangun untuk memangkas biaya produksi. Terminal
di Banyuwangi ini, kami harap bisa memperbaiki struktur logistik di Indonesia,”
kata JK. JK juga memberikan apresiasi kepada pemerintah kabupaten
Banyuwangi yang telah membuka peluang bagi masuknya investasi industri.
Keberadaan industri akan memberikan dampak yang positif bagi daerah, tidak
hanya membuka lapangan kerja tapi juga pengembangan peluang-peluang investasi
baru di masa depan. "Saya memberikan penghargaan kepada Bupati yang
memberikan kemudahan perizinan investasi, mudah-mudahan industri di sini semakin
maju,” ujarnya. Chairman Bosowa, Erwin Aksa mengatakan pabrik semen Bosowa
Banyuwangi menjadi pabrik semen ketiga yang dimiliki Grup Bosowa. Pabrik
penggilingan semen ini sendiri berkapasitas 1,8 juta ton per tahun atau 5500
ton perhari. Ketiga pabrik semen Bosowa sendiri berkapasitas produksi 7,2
juta ton pertahun. “Bosowa menyumbangkan 8-9 persen produksi semen nasional,”
kata Erwin. Erwin melanjutkan alasan dipilihnya Banyuwangi sebagai lokasi
pendirian pabrik karena Banyuwangi dinilai memiliki lokasi strategis.
Persaingan dengan produk semen lain juga masih sehat. Selain itu, Bosowa bisa
membangun pelabuhan kapal yang besar. “Efisiensi dari transportasi seperti yang
dikatakan pak JK memang benar karena dengan pelabuhan yang besar kami bisa
mendatangkan kapal lebih besar bisa 60 ribu-70 ribu ton sedang merek lain hanya
5000 ton. Jadi memang biaya distribusi lebih murah,” kata Erwin. Saat ini,
lanjut Erwin utilisasi pabrik semen ini sebesar 70%. Sebanyak 70% bahan baku
semen diimpor. Sedangkan 30 persen dipasok dari daerah sekitar. Pabrik semen
ini menyuplai produk semen ke wilayah Tapal kuda dan Bali. “Jumlah konsumsi
Tapal Kuda dan Bali sebanyak 2,5 juta ton pertahunnya,” ujarnya. Adapun total
nilai investasi proyek ini adalah Rp 2 triliun. Sebesar Rp 1,2 triliun untuk
semen dan sisanya untuk terminal LPG. Ada sekitar 300 pekerja yang
diperkerjakan di proyek ini. Untuk terminal LPG di Banyuwangi ini adalah yang
kedua milik Bosowa, dan telah beroperasi sejak Oktober 2016. Dalam kunjungannya
selama satu hari di Banyuwangi ini, Wapres mengunjungi sejumlah lokasi di
Banyuwangi. Mulai dari terminal baru green airport bandara Blimbingsari,
sekolah pilot negeri Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi,
meninjau Festival Pelayanan Publik dan berkunjung ke desa adat Kemiren suku
Using Banyuwangi. (Kominfo,Mak’skom,IPJT16.12.16)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar